Dalamruang inilah muncul kebutuhan untuk memasukkan perspektif feminis di ruang penciptaan karya seni dan budaya, baik itu dalam seni lukis, patung, instalasi, musik, teater maupun film. Saya melihat selama ini masih terjadi pengabaian terhadap perempuan dalam proses penciptaan karya seni dan budaya dengan tidak memasukkan perspektif feminis.

terjawab • terverifikasi oleh ahli Dalam proses penciptaan karya seni yang pertama kali harus ada => Ide dan KonsepSemoga membantu yaa D

a Faktor Ideoplastis. Ideoplastis adalah faktor yang meliputi pengalaman, emosi, fantasi, dan sejenisnya. Faktor ini bersumber dari sifat rohani yang berguna untuk menciptakan seni lukis. Secara lebih rinci, faktor dari seni lukis ideoplastis, dijabarkan sebagai berikut: Konsep. Konsep merupakan proses awal dalam penciptaan lukisan.
Ilustrasi seseorang sedang melukis. Foto seorang seniman akan mengikuti empat tahap proses kreatif seni rupa dua dimensi. Tahapan ini dapat membantu untuk memetakan ide-ide desain dan juga menerapkan ide tersebut menjadi suatu karya proses kreatif seni rupa dua dimensi meliputi tahap persiapan, elaborasi, iluminasi, dan verifikasi. Simak artikel berikut ini untuk penjelasan selengkapnya. Konsep Seni Rupa Dua DimensiMenurut buku Pengetahuan Dasar Seni Rupa oleh Sofyan Salam, dkk., konsep seni rupa dua dimensi merupakan rancangan untuk membuat karya seni yang hanya dapat dinikmati dari satu arah, yaitu dari arah depan karena memiliki dimensi panjang dan rupa dua dimensi tidak memiliki ruang karena tidak terdiri dari unsur ketebalan atau ketinggian. Contoh karya seni rupa dua dimensi dalam kehidupan sehari-hari, yakni lukisan, foto, batik, dan Kreatif Seni Rupa Dua DimensiBerikut ini tahapan proses kreatif seni rupa dua dimensi menurut buku Seni Budaya oleh Sam Cornelyoes Bangun, dkk. Ilustrasi seseorang sedang mencari inspirasi seni. Foto tahap persiapan, seorang seniman dapat memulainya dengan mencari ide desain yang ingin dibuat menjadi suatu karya. Seniman dapat mengamati karya-karya seni yang sudah ada untuk mencari referensi ide desain yang akan mendapatkan ide, seniman dapat menyiapkan bahan-bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk pembuatan karya. Setelah itu, ia juga perlu memikirkan teknik-teknik yang akan diterapkan dalam suatu ide desain dengan bahan yang sudah seorang seniman akan menimbang tiga hal dalam membuat suatu karya seni, yaitu unsur artistik, estetis, dan fungsional. Suatu desain artistik akan lebih menonjolkan kadar seninya dibandingkan aspek lebih menampakkan unsur estetis yang berarti lebih indah dari motif sebelumnya. Sedangkan suatu desain yang lebih fungsional memiliki motif desain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat, seperti motif sederhana untuk pakaian selanjutnya adalah tahap elaborasi yang merupakan tahap seorang seniman sudah memasuki masa sulit dalam membuat suatu karya seni. Pada tahap ini seorang desainer akan berusaha untuk mengimplementasikan ide yang dibuatnya menjadi suatu karya mendapat ide desain dari tahap persiapan, seniman akan mengembangkan desain tersebut ke dalam berbagai sketsa alternatif sebagai suatu karya alternatif itu akan membantu seniman memvisualisasikan dan mengembangkan ide desain tersebut menjadi suatu demikian, diperlukan keterampilan ekstra untuk memvisualisasikan unsur-unsur subjektif suatu gagasan seni supaya dapat menjadi karya desain yang iluminasi merupakan tahap ketika seniman menemukan inspirasi baru dari aktivitas sebelumnya. Pengembangan ide ini merupakan hasil perpaduan antara kekuatan intelektual, intuisi, dan kepekaan batin untuk mewujudkan karya seni rupa dua sudah melewati tahap proses kreatif seni rupa dua dimensi sebelumnya, seniman dapat memilih salah satu dari berbagai sketsa alternatif untuk diterapkan menjadi suatu karya seni yang verifikasi yakni pengujian penjabaran ide desain menjadi suatu karya desain yang lebih terperinci. Melalui tahap ini, seorang seniman sudah mulai mengerjakan karya seninya menggunakan desain, bahan, dan peralatan yang telah dipertimbangkan yang dimaksud dengan konsep karya seni rupa dua dimensi?Sebutkan contoh karya seni rupa dua dimensi!Apa saja tahap-tahap dalam proses kreatif seni rupa dua dimensi?
LihatJuga. PENCIPTAAN KARYA FOTOGRAFI "IMAJI CITYSCAPE" DENGAN TEKNIK RAYOGRAPH (PENCIPTAAN SENI) LAPORAN PENELITIAN ARTISTIK (PENCIPTAAN SENI) oleh: Astiti, Anin, et al. Terbitan: (2016) Interpretasi Biografis dan Ide Fotografer Warren Harold dalam Karya Foto-foto Alternating Weekends oleh: Indah Lestari, 1310006131 Terbitan: (2018)
Tahapan Pembuatan Karya Seni Sumber pembuatan karya seni dibutuhkan strategi agar pengerjaannya efektif dan efisien. Tahapan pembuatan karya seni dapat dilakukan dengan mengacu pada sketsa. Simak ulasan tahapannya dalam artikel berikut seni yang baik tidak hanya dapat dilihat keindahannya melalui mata, melainkan juga dapat menyenangkan hati dan menyegarkan pikiran. Jika seorang seniman atau pelaku seni menginginkan agar karyanya dinilai sebagai suatu karya seni, maka ia akan berusaha untuk mengembangkan dan menciptakan karya seninya dengan penuh ekspresi dan kreativitas. Itu sebabnya diperlukan tahapan pembuatan dalam suatu karya seni agar menghasilkan sesuatu yang maksimal. Tahapan Pembuatan Karya SeniIlustrasi Tahapan Pembuatan Karya Seni Sumber penciptaan karya seni dapat dikelompokan menjadi dua tahap, yaitu proses penciptaan konsep karya seni dan tahapan pembuatan karya seni. Pada proses penciptaan konsep akan didapatkan ide, gagasan, cara kerja atau hal-hal baru yang akan dituangkan ke dalam sketsa. Tahapan pembuatan karya seni dapat dilakukan dengan mengacu pada sketsa. Penjelasan mengenai proses penciptaan konsep karya seni terdapat dalam buku Proses Penciptaan Karya Seni Rupa dan Desain yang disusun oleh Arya Kamandanu 2022159. Berdasarkan buku tersebut, pekerja seni akan menghasilkan ide dan gagasan kreatif setelah melewati beberapa tahap dalam proses penciptaan konsep, yaitu persiapan preparation, konsentrasi concentration, inkubasi incubation, iluminasi ilumination, dan verifikasi atau produksi production. Dalam tahapan pembuatan karya seni, seniman akan berusaha untuk mengaplikasikan konsep penciptaan karya seni ke dalam bentuk visual. Langkah dalam tahapan pembuatan karya seni adalah sebagai berikut, Seniman akan mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pembuatan sketsa seperti media kertas, pensil, dan pena untuk membentuk arsiran. Sketsa atau rancangan awal karya seni dibuat pada kertas dengan menggunakan pensil mekanik 2B. Proses pembuatan sketsa dilakukan langsung pada media karya seni. Acuan dalam Tahapan Pembuatan Karya Seni Sumber merupakan tahap akhir dalam pembuatan karya seni. Setelah karya seni dinyatakan selesai, selanjutnya akan dilakukan pengukuhan nama dan tanggal pembuatan di salah satu sisi karya. Tahapan pembuatan karya seni dapat dilakukan dengan mengacu pada sketsa. Sebelumnya akan dilakukan proses penciptaan konsep karya seni untuk menghasilkan ide pada sketsa. Ide tersebut menjadi dasar pembuatan sketsa yang akan digunakan dalam tahapan produksi selanjutnya.DK

Beragamkarya terbaik musisi justru muncul dari proses kreasi dalam mencari inspirasi. Kunto Aji, penyanyi dan penulis lagu yang baru saja merilis album keduanya, dan Ronald Steven, music director perhelatan Asian Games 2018 kemarin, berbagi tips dan trik seputar proses kreatif dalam pembuatan musik dan lagu.

PROSES TERJADINYA SUATU KARYA SENI Gunawan Gunawan1, 1 Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Jepara Abstract Seni adalah keindahan yang tertuang di dalam sebuah karya. Karya seni muncul tidak dengan serat-merta. Artinya, ada beberapa tahapan atau proses yang melingkupi kemunculan suatu karaya seni. Peran manusia seniman sangat menentukan proses terjadinya karya seni. Proses karya seni ini dapat diibaratkat sama dengan proses kemunculannya seorang manusia di bumi ini. Tahapan-tahapan proses karya seni memberikan sejauh mana karya seni itu muncul sebagai realitas yang estetis. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain kehamilan, pertumbuhan, kemasakan, sketsa, dan pembentukan. Kelima tahapan proses terjadinya karya seni tersebut membentuk suatu kesatuan kreativitas manusia seniman. Keywords seniman;seni;fantasi;cipta;estetis; References Ali, Mudhofir. 2001. Kamus Filsuf Barat. Yogyakarta Pustaka Pelajar. Barry, Sir Gerald, 1964. The Art Man’s Creative Imagination. New York Doubleday and Company Inc. Carrol, Noel. 1999. Philosophy of Art A Contemporary Introduction. London - New York Routledge. Driyarkara, Driyarkara tentang kebudayaan. Yogyakarta Penerbit Yayasan Kanisius. Driyarkara, Filsafat Manusia. YogyakartaPenerbit Yayasan Kanisius. Fleming, Art and Ideas. New York Rinehart and Winston. Margolis, ke dalam Probelem-problem Filsafat. Terjemahan oleh Theophilius J. Riyanto. Yogyakarta Kanisius. Margolis, Art and Philosophy Conceptual Issues in Aesthetics. Great Britain The Harvester Press Ltd. Saini 2001. Taksonomi Seni. Bandung STSI Press. Tedjoworo, H. 2009. Imanji dan Imajinasi Suatu Telaah Filsafat Postmodern. Yogyakarta Kanisius. Wollheim, Richard. 1980. Art and Its Object. New York Cambridge University Press. Refbacks There are currently no refbacks.
awaldari proses penulis dalam . penciptaan seni lukis. Penulis sendiri sangat menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan yang ada, sehingga saran dan kritik sangat diharapkan demi kemajuan dan pengembangan diri serta proses berkarya selanjutnya dalam berkesenian. Akhir kata, se. moga . apa yang dipersembahkan ini dapat bermanfaat bagi
Seni adalah keindahan yang tertuang di dalam sebuah karya. Karya seni muncul tidak dengan serat-merta. Artinya, ada beberapa tahapan atau proses yang melingkupi kemunculan suatu karaya seni. Peran manusia seniman sangat menentukan proses terjadinya karya seni. Proses karya seni ini dapat diibaratkat sama dengan proses kemunculannya seorang manusia di bumi ini. Tahapan-tahapan proses karya seni memberikan sejauh mana karya seni itu muncul sebagai realitas yang estetis. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain kehamilan, pertumbuhan, kemasakan, sketsa, dan pembentukan. Kelima tahapan proses terjadinya karya seni tersebut membentuk suatu kesatuan kreativitas manusia seniman. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Proses Terjadinya suatu Karya Seni 1 EkaTiti Andaryani PROSES TERJADINYA SUATU KARYA SENI Eka Titi Andaryani FIP Universitas Negeri Semarang E-mail ekatitiandaryani Abstrak Seni adalah keindahan yang tertuang di dalam sebuah karya. Karya seni muncul tidak dengan serat-merta. Artinya, ada beberapa tahapan atau proses yang melingkupi kemunculan suatu karaya seni. Peran manusia seniman sangat menentukan proses terjadinya karya seni. Proses karya seni ini dapat diibaratkat sama dengan proses kemunculannya seorang manusia di bumi ini. Tahapan-tahapan proses karya seni memberikan sejauh mana karya seni itu muncul sebagai realitas yang estetis. Tahapan-tahapan tersebut, antara lain kehamilan, pertumbuhan, kemasakan, sketsa, dan pembentukan. Kelima tahapan proses terjadinya karya seni tersebut membentuk suatu kesatuan kreativitas manusia seniman. Kata kunci seniman, seni, fantasi, cipta, estetis THE ART-MAKING PROCESS Abstract Art is beauty which is expressed in a kind of work of art. It does not suddenly appear, meaning that there must be some stages or processes along the emergence of an art work. The artist’s role helps determine the process. It is like the emergence of human beings on earth. The stages and processes tell many things about how far the work appears as a kind of aesthetic reality. Those stages are pregnancy, growth, maturity, sketches, and formation. Those five stages form human beings’ creativities artist. Keywords artist, art fantasy, creation, aesthetic PENDAHULUAN Tulisan ini mencoba mengantarkan masuk ke alam renungan, membayangkan proses terjadinya suatu karya seni. Perlu kiranya diperhatikan apa yang sebenarnya mendorong manusia dengan sendirinya ke permukaan kesadaran dalam proses penciptaan seni ini, agar demikian manusia bisa menangkap peristiwa penciptaan seni ini seperti pengalaman seorang seniman, yaitu dengan bantuan dari dalam dan arah bantuan itu, sehingga karya seni itu selesai diciptakan. Sejauh itu pula manusia Proses Terjadinya suatu Karya Seni 2 EkaTiti Andaryani selalu boleh mengharapkan bantuan dari dalam tersebut pada saat-saat gejolak hati manusia muncul. Manusia harus bisa menangkap proses penciptaan seni itu seperti pengalaman-pengalaman yang disampaikan kepada orang lain, lagi pula telah dijelaskan melalui teori umum tentang pribadi manusia. Bila manusia bisa berhasil, maka dikatakan telah dapat memberikan andil suatu teori penciptaan seni Saini, 200143-45. Kiranya hal ini akan lebih berharga atau lebih berarti bila dibandingkan dengan sebuah gambar yang indah, apabila kita samakan terjadinya suatu karya seni dengan proses terjadinya seorang manusia, seperti halnya kalau membicarakan mengenai soal mengandung, tumbuh, dan akhirnya lahirnya suatu karya seni. Demikianlah, karya seni harus bisa disamakan dengan psiko-fisiknya organisme setiap bentuk hidup. Oleh karena itu untuk menerangkan terjadinya proses tersebut, dirasa tidak ada gambaran lain yang lebih pantas dan lebih sesuai dari pada menggambarkan proses terjadinya suatu karya-seni itu seperti proses terjadinya seorang manusia. Apa yang dilakukan dalam bakal terjadinya seorang manusia secara fisik, mula-mula akan dilakukan pula dalam bakal terjadinya karya seni secara fisik. Seniman dalam arti tertentu memiliki kedua nature ini yaitu perempuan dan laki-laki. Perasaan adalah merupakan prinsip perempuan, perasaan memiliki sifat menerima, ia menerima benih hidup dan menghidupinya hingga menjadi masak. Sebaliknya fantasi adalah merupakan prinsip laki-laki, ia memiliki sifat mencipta, membuahi, mengadakan serta menjadikan bentuk. Di situ fantasi dan perasaan harus berpadu kalau suatu karya seni harus terjadi. “Perasaan atau rasa yang dimaksud bukanlah rasa yang bersifat jasmani, melainkan rasa yang lebih mendalam, yaitu rasa rohani-jasmani” Driyarkara, 198072. Seperti seorang seniman mengalami pola seksual dalam dirinya sendiri, sebegitu kuat dia mengalami itu, dibanding orang lain yang tidak berkarya mencipta di alam ini. Boleh dikata, hampir tidak ada seniman tanpa perkembangan seksual yang kuat. Justru keadaan yang demikian, itulah yang sangat membantu seniman dalam mengembangkan fantasi-perasaan seninya. Demikianlah, seolah-olah terjadi hubungan seksual secara rahasia antara fisik dan psikis. Seperti telah terjadi pembuahan dan itu telah mulai tumbuh berkembang serta berakar Proses Terjadinya suatu Karya Seni 3 EkaTiti Andaryani menjadi janin. Kejadian itu tiada lain adalah merupakan pembeberan diri-sendiri, yang bisa dijadikan dasar pengenalan psiko-fisik pribadi seniman secara netral. “Hanya pikiran yang jernih mampu membuat suatu bahasa yang baik, hanya. pandangan yang jelas mampu menghasilkan suatu gambaran yang baik” Hartoko, 19938. Kalau sekarang terjadinya suatu karya, seni disamakan dengan terjadinya seorang manusia, maka proses selanjutnya perlu kita bedakan tahap demi tahap, seperti kehamilan, pertumbuhan, kemasakan, sketsa, dan pembentukan. KARYA SENI SUATU PROSES MENJADI Kehamilan Seperti manusia berasal dari satu sel telor yang dibuahi, demikianlah karya seni berkembang dari benih pengalaman yang dibuahi oleh fantasi cipta, yang bisa disebut ide karya seni. Suatu kesan yang didapat secara langsung atau tidak langsung, yaitu dari lingkup kecil dunianya, yang bisa merubah seniman ke gerak-gerak yang cepat dan hidup, yang merangsang keluar dari keadaannya yang seimbang dan mengundang suatu perasaan yang merangsang kuat dan menegangkan. Seniman yang mengalami keadaan seperti itu merasa kesadarannya menjadi suram. Dia merasa cita-citanya atau keinginannya tak dapat dielakkan lagi, merasa dirinya bersatu erat dengan kesan. Demikian hamilah fantasi perasaan yang merasa menerima benih hidup, semakin utuh membentuk cita-cita pribadinya dalam proses pertumbuhan serta pengesahan dirinya. Pengalaman pokok, kesan yang merangsang, serta ide kearah fantasi bentuk bersama-sama menuju ke arah penggambaran pribadi seniman. Dengan kehamilan itu, timbullah rasa ingin yang besar, keinginan untuk meninggikan jiwanya, seperti suatu perbuatan yang estetis, karakteristik. Tetapi bersamaan itu tersembul pula suatu rasa ketidaktenangan yang dapat menghanguskan dan menegangkan hati, yaitu yang ditimbulkan oleh gangguan kese-imbangan dalam. Dari kejadian itu semua seniman merasa telah dituntut untuk segera membebaskan dirinya dari kesan hamil itu dengan tindakan atau perbuatan Proses Terjadinya suatu Karya Seni 4 EkaTiti Andaryani mencipta. Dengan demikian, dia menyatukan diri dengan perasaan ingin akan kehamilan itu, dan dia tahu bahwa akan terjadi suatu kelahiran. Kesan itulah yang mengantarkan seniman kepada ide suatu karya seni. Apakah itu betul diperolehnya secara pasif atau malahan secara kebetulan saja? Tetapi bagaimana pun juga cita-cita itu lebih banyak ada pada seniman, yang menuju ke arah pengembangan diri, artinya untuk menyatakan pribadinya, yang tanpa disadari mendorongnya kesuatu cita-cita yang kompleks serta menekannya kesuatu keinginan fantasi, yang telah dipilihnya sendiri dari sejumlah besar di luar kesan, yang bisa memuaskan cita-cita ekspresinya. Jadi tanpa disadari seniman memilih ide itu sendiri ke dalam karyanya. Tetapi dia mengalami kehamilan itu yang menjadikannya lebih sadar atau kurang sadar mengikuti peraturan dari pada meninggalkan peraturan, mungkin juga itu bisa menjadi suatu inspirasi yang lebih tinggi. Semakin orang tahu dan mengerti dengan jelas akan seni yang tidak terbatas, yang mencerminkan kembali kemahakuasaan Tuhan, akan semakin besarlah kemungkinannya orang dapat berhasil mencapai kebenaran dan ideal seni Barry [ 196424-25. Sekarang, bagaimana permainan menghidupi itu bisa terjadi dengan berusaha memadatkan cita-cita itu pada ide selanjutnya, penerimaan ide itu, pembentukan fantasi perasaan pada kesan yang diterimanya, hal mana akan tetap menjadi rahasia, karena itu dilaksanakan dalam ketidak sadaran. Di situ kita hanya bisa mengerti itu „bahwa‟ demikian dan bukan „bagaimana‟ Fleming, 19795. Bila seorang pelukis atau pematung tertarik hatinya pada keindahan dari suatu bagian alam atau dari suatu gambaran fantasi yang kebetulan timbul, penyair misalnya dari suatu pertemuan dengan suatu bahan yang; puitis, pemusik dari suatu tema musikal yang bersemangat dan bersamaan itu ada perasaan “Itu harus kamu ujudkan!”, demikian memang padanya kehamilan atau penerimaan ide suatu karya seni itu terserap. Karena itu untuk selanjutnya, Driyarkara 198010 mengatakan, “Suara estetik yang diterimanya akan “digambarkan” lukis, atau “dipatungkan” pahat, atau “di bahasakan” sastra, atau “disuarakan” musik.” Mereka mengalami suatu ketegangan yang tinggi pada rasa inginnya, yang berkaitan dengan dorongan Proses Terjadinya suatu Karya Seni 5 EkaTiti Andaryani mencipta. Tetapi mereka umumnya belum tahu akan kehamilan sesaat, dan akhirnya apa yang akan diujudkan dari janin yang hidup itu. Pertumbuhan Pertumbuhan janin yang hidup itu harus kita bayangkan sebagai ide yang semakin kuat menguasai fantasi perasaan, yang makin sempurna membentuk kepribadian manusia di dalamnya. Demikian, ide itu akan mengarah ke pusat yang tersembunyi dalam hidupnya dan pengalaman pribadinya. Seluruh cita-cita yang berorientasi ke pusat itu akan berpengaruh terhadap penetralan kembali keseimbangannya yang telah terganggu. Semua pengalaman yang baru diperolehnya akan menuju ke pusat pengalaman itu, yaitu ke ide Barry [ 196422 . Begitulah janin berkembang, dihidupi oleh pengalaman-pengalaman baru yang selalu berbaur, dan akhirnya tumbuh besar menjadi suatu organ psikis yang terdiri dari banyak bagian, yang menuju ke suatu gambaran fantasi yang makin sempurna menggambarkan serta mencerminkan kepribadian seniman secara resmi di dalamnya. Pertumbuhan kandungan ide itu berjalan tanpa sadar dalam kegelapan. Seniman hanya mengalami dalam dirinya gejolak fantasi yang kuat, suatu perhatian yang semakin meningkat pada segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya dengan ide. Dia merasa ada suatu gangguan dalam yang hebat. Suatu pernyataan yang masih selalu mengganggu keseimbangan, yang merupakan bumbu di dalam, akhirnya dia akan puas dengan perujudan dalamnya. Dia belum melihat secara keseluruhan, bahwa belum ada kesatuan dalam bermacam jenis itu, yang bisa mengungkapkan pribadinya secara sempurna. Oleh karena itu dia mengalami tahap pertumbuhan itu belum lagi merupakan pembebasan keinginan estetis, tetapi merupakan keadaan estetis yang sepenuhnya memaksa Margolis, 198010. Kemasakan Ide telah dikawinkan dengan kepribadian melalui perantaraan fantasi perasaan, semua pengalaman telah disamakan dan telah diorientasikan di situ sebagai pusat pengalaman, dengan begitu keseimbangan yang baru akan tercapai Tedjoworo, Proses Terjadinya suatu Karya Seni 6 EkaTiti Andaryani 200945. Ide pandangan dalam karya seni itu telah masak. Sekarang seniman berada pada posisi mempersatukan gambaran fantasinya. Dia berhadapan dengan organ psikis, pandangan dalamnya dipenuhi dengan keinginan estetis yang tinggi. Karena dalam fantasinya dia terangsang hatinya dan diorganisasi alam sekitarnya. Sekarang bertemu lagi pengesahan dirinya, karena itu dia sekarang bebas dengan pandangannya sendiri dan tidak ada lagi hambatan di dalamnya. Pengalaman kemasakan itu berarti puncak dari pada pengalaman perasaan dalam berkarya seni Margolis, 2012 356. Driyarkara 198032 telah menyinggung pula tentang pengalaman manusia yang tidak sama hebatnya. Memang, soal hebat tidaknya pengalaman manusia itu tergantung dari bakat dan kemampuan masing-masing, lagi pula itu tergantung pada keadaan konkritnya. Karena itu diketahui juga bahwa manusia itu selalu disibukkan oleh bermacam-macam persoalan, sehingga mungkin sekali mereka itu mengalami saat estetik itu secara dangkal saja. Tetapi dengan pengalaman kemasakan tadi orang merasa terikat dan bersamaan itu pula ada suatu dorongan yang kuat untuk segera menemukan jalan keluar. Ini berbeda dengan apa yang sebenarnya estetis, tapi tidak untuk orang yang memiliki bakat istimewa mencipta di sini seniman terdesak oleh fantasi ciptanya, untuk segera mengobjektifkan pengalamannya yang mengendap dari luar. Oleh karena itu dia sekarang sadar untuk menekan keadaan dirinya. Maka dari itu mungkin, bahwa gambaran fantasi ciptanya menjadi semakin kuat, langsung menghidupkan, serta reaksi perasaan yang timbul harus dilahirkan dengan gerak-gerak ekspresi yang bergairah, kemudian membentuknya melalui perantaraan gambaran fantasi ke dalam suatu ujud Tedjoworo, 200960. Sekarang gambaran fantasi yang telah masak itu bisa menjadi dorongan ekspresif yang hanya diperintahkan oleh perasaan. Oleh karena itu keikut sertaan akal yang sedang menganalisa dan memberi aba-aba tidak perlu lagi Fleming, 197960 . Tetapi sekarang karya seni yang kelihatan dalam fantasi sebagai gambar pribadi seniman, merupakan organ yang banyak bagiannya. Itu hanya bisa dilahirkan berupa tindakan secara berangsur-angsur, misalnya ke arah kesadaran yang jelas, Proses Terjadinya suatu Karya Seni 7 EkaTiti Andaryani serta hubungan masing-masing tindakan itu satu dengan yang lainnya. Jadi itu harus tumbuh dengan baik hingga masak, tetapi itu berjalan secara tidak sadar dan lagi hanya muncul dalam bentuk-bentuk fantasi ke dalam kesadaran. Suatu proses berjalan, dimana akal ikut ambil bagian. Jadi sadar akan arah cita-cita kehendaknya. Itulah sketsa. 1. SketsaDalam tahap ini seniman mencari terang dengan bantuan akal seninya, yaitu dengan teknik yang bagaimana dia sekarang harus membentuk karya seni itu, yang dia terima dan telah menjadi masak itu. Dia mencari terang itu dengan sinar akalnya. Hal ini berarti suatu proses penginsyafan. Tetapi bagaimana pun juga seniman tetap merasa dirinya kecil, hatinya kalut, sadar akan kelemahannya, akan keterbatasannya. Tetapi sketsa itu penting. Penciptaan yang sebenarnya, pembentukannya harus didorong oleh perasaan. Carrol dalam bukunya, Philosophy of Art 199954, menyinggung bahwa perasaan itu buta. Apakah itu betul? Hal ini bisa dibuktikan sendiri dari reaksi-reaksi yang timbul dari pengaruh gambaran-gambaran fantasi. Oleh karena itu seniman dalam beberapa hal dalam sketnya telah menarik garis-garis besar, serta membuat celah-celah, dimana dia bisa mengisinya pada saat-perasaan membentuk. Bersamaan dengan itu, dia mempertimbangkan akibat perasaan yang datang dari masing-masing bagian karya seni, yang terlihat dalam fantasi itu satu-sama lain, Agar di tengah perjalanan menganalisa nanti bisa dicapai suatu keadaan yang seimbang, seperti saat dia mengalami kemasakan gambaran fantasi itu secara sintetis. Dia telah meletakkan dalam beberapa hal „kerangka‟ karya seni itu secara telanjang dalam sketsanya. Sketsa tersebut dalam banyak hal bisa menjadi suatu tindakan dalam yang murni. Dan itu bisa menjadi aturan buat segolongan kecil karya seni. Pada sebuah pantun yang pendek, misalnya, itu bisa ditentukan dengan sepintas kilas akal, yang secara cepat telah mencakup penegasan pikiran. Pada banyak bagian karya seni sebaliknya, sketsa telah ditegaskan ke dalam bahan dasarnya. Pengamata dapat membayangkan ini pada sketsa para pelukis, pematung, dramawan, dan lain sebagainya. Sketsa-sketsa seperti itu keindahannya seringkali minim, kering, dan Proses Terjadinya suatu Karya Seni 8 EkaTiti Andaryani sederhana saja. Tetapi sketsa-sketsa itu bagaimana pun juga telah menunjukkan garis-garis besar pengaruh perasaan, serta telah membuka tabir bagaimana caranya menuju titik pusat, yaitu „ide‟. „Karya seni melayang di antara bola yang penuh rahasia dari tanda dan kesan “Kalau itu hanya merupakan kesan saja akan membuat hati manusia kalut, kalau hanya merupakan tanda raja itu menjadi sesuatu yang mati” Carrol, 199977. Oleh karenanya sket-sket itu sering kali bisa mendukung pengertian yang lebih mendalam dari karya seni, dan proses terjadinya karya seni tersebut. Sejauh perasaan seniman terlibat pada sketsa itu, maka sudah menjadi kaprah kalau pada semua perbuatan estetis, yang tidak ada kerja samanya rasa tidak akan jadi. Maka dengan bagian-bagian macam itu sampailah sudah sket itu pada tahap akhir yang terpenting proses penciptaan. Akhirnya, manusia masuk pada tahap pembentukan. 2. PembentukanDalam proses pembentukan ini meledaklah desakan ekspresi seniman, yang merupakan suatu kejadian kejiwaan yang murni, yaitu pengalaman fantasi seniman. Karena itu harus ditahan dan ditekan pada kesadarannya sekarang, bahwa itu harus digambarkan dalam suatu bahan dasar. Tetapi itu hanya bisa terjadi melalui gerakan-gerakan badani, yang tidak digerakkan secara langsung oleh akal, tetapi langsung dari perasaan. Hanya karena nafsu perasaan seperti itu telah melahirkan gerakan-gerakan, yang bisa menekan perasaan tersebut, akhirnya menjadikan sebab perasaan itu menggambarkan bayangan-bayangan fantasi. Demikian seperti manusia yang terang-sang kuat oleh perasaannya, mencoba melukiskan gambaran rangsangan itu melalui gerak-gerak tangan yang tidak disengaja. Begitulah seniman menggambarkan bentuk-bentuknya dengan pertolongan dorongan ekspresi gerak-gerak yang merangsang perasaan. “Seperti pada setiap perkembangan, demixian juga yang sama pada masalah seni seperti halnya sikap, suatu permulaan yang dijelaskan sebagai akhir dan suatu akhir yang dijelaskan sebagai permulaan” Barry, 196422-24. Jadi, manusia bisa membayangkan proses pembentukan itu sebagai berikut. Fantasi adalah pembawa akibat ke arah penciptaan. Begitu hidupnya gambaran Proses Terjadinya suatu Karya Seni 9 EkaTiti Andaryani fantasi itu hingga dapat membawa pribadi seniman untuk menciptakan itu kembali. Itu selalu mengganggu keseimbangan dalam, akhirnya ke luar membawa reaksi perasaan ke arah pembebasan diri, tetapi juga ke arah keterbukaan diri seniman Barry, 196424-34. Dalam usaha membangun kembali keseimbangan serta ekspresi perasaan, keterbukaan diri langgsung di arahkan kegerak-gerak ekspresi melalui rangsangan gambaran fantasi tersebut, sekaligus menggambarkan pribadi seniman dengan resmi. Akal sendiri berada di latar belakang. Boleh dikatakan, tindakan-tindakan itu telah dilaksanakan sebelumnya dalam sket. Demikianlah sekarang tanpa kerjasama secara langsung dalam proses pembentukan itu, tetapi dengan penuh perencanaan, yang bisa menghasilkan bentuk kesatuan, dan di dalam kesatuan itulah pribadi seniman diekspresikan. Hal tersebut telah dijelaskan di depan, bahwa dalam kegiatan berfantasi, kesan seluruh tujuan cita-cita pribadi seniman secara harmonis sempurna ditekankan dalam tindakan yang reaktif. Karena pada proses pembentukan, kedua kekuatan itu telah menimbulkan pengalaman pahit, maka maklumlah, bahwa seluruh tujuan cita-cita itu, juga seluruh pribadi seniman dengan resmi digambarkan secara langsung. Itu mengenai hal yang tidak diketahui pada pembentukan, tindakan-tindakan yang dipertimbangknn. Itu memang telah dikerjakan terlebih dulu dalam sketsa. Seniman lebih banyak membentuknya ke luar dari kegelapan, yaitu dari gaya hidup-nya yang gelap, bersamaan itu pula belajar dari gambaran fantasi yang dikemudikan oleh cita-cita perasaan yang sesuai baginya. Karena itu dia tidak bisa melaporkan, bagaimana sebenarnya dia telah menghasilkan karya seni. Dia hanya bisa berkata “Saya harus berbuat demikian, saya telah merasa digiring ke sana. Oleh karena itu tak pernah bisa menyusun sesuatu aturan bagaimana suatu karya seni harus diciptakan” Wollhem, 198056. Filsafat seni di sini pada umumnya tidak bisa berbuat lebih lanjut, tetapi hanya berusaha menemukan pengesahannya secara umum Fleming, 197934. Karena hal tersebut secara umum telah menguasai manusia, maka sudah semestinya berlaku juga bagi setiap seniman. Oleh karena itu hal tersebut harus Proses Terjadinya suatu Karya Seni 10 EkaTiti Andaryani berlaku juga untuk setiap karya seni. Pengesahan umum itu bisa kita kenal atas dasar pelaksanaan sampai sekarang ini. Cobalah perhatikan, dalam pribadi manusia terletak suatu dasar pembentukan secara keseluruhan, yang bagi kita merupakan prinsip pembentukan yang bersifat apriori, yang tiada lain adalah suatu kesan pengesahan mengenai pembeberan dirinya,yang mendorong ke arah ekspresi diri. Karya seni tidak hanya sebagai keseluruhan saja, ia ada dalam bagian-bagiannya juga yang merupakan kesan kehi-dupan jiwa serta dunianya, dari manusia dan semua selain itu bergerak sebagai pecahan dari sebuah figur yang antik kepada kita tidak kepada yang terdalam Fleming, 1979160 Pada setiap perbuatan manusia sampailah ke suatu nilai estetis yang paling murni dan paling sempurna, terutama dalam hal penciptaan seni melalui perantaraan fantasi perasaan. Pada pekerjaan itu pribadi seniman sebagai keseluruhan selalu terlibat. Dengan begitu ciptaan seni berarti kesan pengalaman dalam kesadaran akan alam sekelilingnya, yang dituangkan melalui perantaraan bahan dasar yang dipergunakannya. Di dalam proses pembentukan, seniman menggambarkan organ-organ kejiwaan yang tumbuh sampai masak dalam gambaran fantasi melalui perintah perasaan menjadi gerak-gerak ekspresi. Di dalam gambaran itu, di dalam karya seni, harus ditegaskan pengesahan pribadi seniman. Karena tujuan cita-cita sekarang lebih banyak disatukan, yaitu kesatuan dari banyak hal, maka pengesahan umum berarti bagi setiap orang, jadi berlaku juga bagi setiap seniman. Kita harus bisa menemukan kembali pengesahan umum tersebut dalam setiap karya seni, yang juga merupakan kesatuan dari banyak hal itu. Di situ tujuan cita-cita sama seperti yang telah didengar, pada hakikinya telah dinyatakan oleh setiap orang sebagai pembebasan diri dan pembebasan cita-citanya sendiri. Maka demikian manusia akan menemukan kembali cita-cita itu secara simbolis dalam setiap karya seni Saini, 200144. Mengenai pengesahan umum tersebut berlaku juga untuk semua bidang seni, telah disusun suatu pengesahan khusus yang berlainan untuk masing-masing bidang seni. Teori seni dalam hal ini telah mendapat tugas khusus untuk menyelidiki kemungkinan-kemungkinannya. Pengesahan khusus tersebut merupakan penyerahan Proses Terjadinya suatu Karya Seni 11 EkaTiti Andaryani diri atas kerjasama pengesahan umum material, di mana seniman menggambarkan pengalamannya, dan organ tertentu di mana material tersebut dipergunakan. Mengenai pengesahan khusus itu akhirnya disusun pengesahan yang bersifat individu sebagai menara gading, di dalamnya tercermin individu seniman. Hal itu tidak bisa disalurkan'masuk keteori umum lagi, tetapi sebagai sesuatu yang terakhir, dapat ditentukan hanya sebagai perasaan ugahari. Penentuan tersebut bisa menjadi suatu saran monografis pembahasan seni Saini, 200160. Setiap karya seni mengambil bagian dari ketiga pengesahan tersebut. Pada masing-masing tinggallah suatu sisa yang tidak bisa dimengerti oleh akal, tetapi hanya bisa ditangkap oleh perasaan saja. Di lain pihak dikatakan bahwa itu hanya bisa dialami oleh perasaan saja, individu yang murni pada hakekatnya adalah karya seni itu sendiri. Filsafat seni umum sebenarnya telah memecahkan persoalan yang relatif sederhana ini yaitu dengan menentukan pengesahan umum beserta kesimpulan-kesimpulan penyerahan dirinya. Apakah dia akan mampu berbuat lebih, melebihi batas benda yang diselipkan? Inilah tugas suatu seni, untuk mendobrak kesempitan dan meninggalkan rasa takut yang tak terhingga serta sekaligus membukakan jendela akalnya untuk mengidam-idamkan yang tak terbatas Fleming, 197987; Saini, 200167. Bagaimana sekarang masalahnya mengembangkan kesimpulan-kesimpulan semacam itu? Kita di sini akan menemukan, bahwa dari kepastian di atas, penciptaan seni terpengaruh oleh pengesahan umum, artinya bahwa teori umum penciptaan seni samasekali berpangkal dengan sendirinya pada kejernihan dan pada kejelasan pengertian orang tentang seni. Di situ nampak pertumbuhan yang sangat subur secara genetis. Kalau manusia tahu, pengesahan umum yang mana yang pegang peranan penting dalam penciptaan seni ini, bersama itu pula kita tahu, pengesahan umum yang mana yang ditekankan dalam karya seni, artinya kita beruntung situ pandangan dalam kejadian seni . Proses Terjadinya suatu Karya Seni 12 EkaTiti Andaryani KESIMPULAN Seni sebagai realitas estetis. Keindahannya memancarkan suatu kreativitas yang luar biasa. Ia berada dalam lingkungan di mana ia dilahirkan, namun juga tak jarang ia berada di luar lingkungan di mana ia dilahirkan. Realitas estetis yang ditampilkan sebuah karya seni sebagai sebuah keutuhan, baik keutuhan material maupun formal. Karya seni yang hadir dalam realitas merupakan karya manusia seniman. Proses dalam suatu karya seni lebih menitikberatkan pada dimensi estetis dan kreatif seorang seniman. Namun, proses terjadinya karya seni tidaklah sesederhana seperti hanya melihat karya seni yang sudah jadi. Dalam prosesnya, seorang seniman berkontemplasi estetis hingga mampu mendeformasi objek material ke dalam bentuk suatu karya seni. Proses inilah yang dapat dilihat sebagai salah satu bentuk kreativitas seniman. Dari kata “proses” tersebut kiranya perlu direnungkan lagi kata-kata seorang Filsuf Inggris, Alfred North Whitehead 1861-1947, yang menuliskan tentang Filsafat Proses Realitas bukanlah sesuatu yang statis, tetapi terus bergerak dan berubah dalam suatu proses yang tak kunjung berhenti. Dalam prinsip realtivitas, “yang banyak” yaitu satuan-satuan aktual yang sudah lengkap, selalu terlibat dalam proses pembentukan “yang satu”, yakni satuan aktual baru yang membentuk dan mencipta diri. Seluruh alam terus terlibat dalam proses transmisi maupun kenkresi Ali Mudhofir, 2001535. Proses Terjadinya suatu Karya Seni 13 EkaTiti Andaryani DAFTAR PUSTAKA Ali Mudhofir, 2001, Kamus Filsuf Barat, Yogyakarta Pustaka Pelajar. Barry, Sir Gerald, 1964, The Art Man’s Creative Imagination, New York Doubleday and Company Inc. Carrol, Noel, 1999, Philosophy of Art A Contemporary Introduction, London - New York Routledge. Driyarkara, N., 1980, Driyarkara tentang kebudayaan, Yogyakarta Penerbit Yayasan Kanisius. _________, 1978, Filsafat Manusia, YogyakartaPenerbit Yayasan Kanisius. Fleming, William, 1979, Art and Ideas, New York Rinehart and Winston. Margolis, Joseph, Pengantar ke dalam Probelem-problem Filsafat, diterjemahkan oleh Theophilius J. Riyanto. Yogyakarta Kanisius. _________, 1980, Art and Philosophy Conceptual Issues in Aesthetics, Great Britain The Harvester Press Ltd. Saini 2001, Taksonomi Seni, Bandung STSI Press. Tedjojiwo, H., 2009, Imanji dan Imajinasi Suatu Telaah Filsafat Postmodern, Yogyakarta Kanisius. Wollheim, Richard, 1980, Art and Its Object, New York Cambridge University Press. ... In the process of making works, an artist can often think of several ideas and look for the most appropriate with what they want to convey Martopo, 2006;Titi Andaryani, 2016. In addition, in the process of creating a work of art, the artist must take into account the material and media to be used so that it is following the technique they want to use. ...p>Art creation can be used to meet the needs of artists by being creative and expressing. The creative process of making this work was initiated from the creation of a figure on the object of the work of art as the artist's self-expression. This research method uses descriptive qualitative analytical and exploratory methods of data obtained from the analysis of aesthetic concepts from works of art. The problem in this process of creation is how art reaches its potential to convey the feeling of alienation of artist through the figures in the work. The results of this process of making are metaphorical figures of the process of contemplation. The message from this artwork is that art has an effective ability to evoke empathy and closeness between people who share similar experiences and complex feelings. Through figures who can reach that potential and independently make connections with appreciators Penciptaan seni dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan seniman dengan berkreasi dan berekspresi. Proses kreasi pembuatan karya ini digagas dari penciptaan figure pada objek karya seni sebagai ekspresi-diri seniman. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik kualitatif, dan eksplorasi, data yang diperoleh dari analisis konsep-konsep estetika dari karya-karya seni rupa. Permasalahan dalam proses penciptaan ini bagaimana seni mencapai potensi untuk menyampaikan perasaan keterasingan seniman melalui figure-figure pada karya. Hasil dari proses pembuatan ini adalah figur-figur metaforik dari proses kontemplasi. Pesan yang disampaikan bahwa karya seni memiliki kemampuan efektif untukmembangkitkan empati dan kedekatan antara orang-orang yang berbagi pengalaman yang serupa dan perasaan yang kompleks. Melalui figure yang dapat mencapai potensi itu dan secara mandiri membuat koneksi dengan para apresiatorEvery artist has the goal of creating works of art that cannot be separated from the spiritual feelings experienced daily. The creative process of creating this work of art is initiated from the mirror which will be explored in the work of art. The method used is descriptive qualitative study and experimental method. The problem in this creation process is how the phenomenon that occurs when humans feel unhappy in their inner life so that they feel depressed, even judged between individuals, both physically and non-physically. The result of this creation process is a puzzle arrangement which is a metaphor for the results of reflection as well as the spiritual relationship of the soul with the body that has been experienced in living and contemplating life. The message conveyed through this work is that humans must understand each other. Setiap seniman memiliki tujuan menciptakan karya seni yang tidak lepas dari perasaan spiritual yang dialami sehari-hari. Proses kreatif penciptaan karya seni ini digagas dari cermin yang akan dieksplorasikan pada karya seni. Metode yang dipergunakan adalah studi metode deskriptif kualitatif dan metode eksperimental. Permasalahan dalam proses penciptaan ini bagaimana fenomena yang terjadi ketika manusia merasakan perasaan tidak bahagia dalam kehidupan batinnya sehingga merasa tertekan, bahkan dinilai antar individu, baik secara fisik maupun non fisik. Hasil dari proses penciptaan ini adalah susunan puzzle yang merupakan metafora dari dari hasil refleksi sebagaimana hubungan spiritual jiwa dengan tubuh yang telah berpengalaman dalam penjalanan hidup dan perenungan hidup. Pesan yang disampaikan melalui karya ini adalah manusia harus saling memahami antara satu dengan lainnya Penciptadalam proses penciptaan karya menggunakan metode penciptaan dari Laura H. Chapman metode ini mempunyai tiga tahapan yaitu tahap permulaan penyempurnaan dan penyelesaian. Karena dibuatnya karya seni lukis ini adalah untuk menyampaikan perasaan dan pemikiran pencipta pada masyarakat maka dibutuhkan apresiasi dari masyarakat.
Dalam proses penciptaan seni memiliki keunikannya sendiri-sendiri, universal, ekspresif, dan dalam bahasa Indonesia memiliki peristilahannya sendiri yang tidak sederhana, baik dipandang dari segi terminologis maupun etimologisnya. Arti katanya seni berasal dari kata sani yang memiliki arti jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Sedangkan menurut kajian ilmu dari Eropa, art memiliki arti pembuatan barang atau karya yang mengekspresikan katanya seni berasal dari kata sani yang memiliki arti jiwa yang luhur atau ketulusan jiwa. Sedangkan menurut kajian ilmu dari Eropa, art memiliki arti pembuatan barang atau karya yang mengekspresikan jenis jenis aliran seni Klasisisme, yang biasa disebut neoklasisme yang artinya aliran seni rupa bangunan, tata ruang, dan sastra yang mengacu pada bentuk yang antik atau yang menerapkan pandangan akurat, jujur, dan mirip agar tampat , merupakan aliran yang mengangkat peristiwa sehari hari banyak orang atau adalah aliran seni yang mengutamakan pengungkapan jiwa seniman pada sebuah ciptaan, bukan dari peniruan alam adalah aliran yang didasarkan pada penciptaan karya dari apa yang dihayati dan dilihat berdasarkan pencahayaan dan proses terjadinya lebih lanjut1. Materi tentang pengertian seni Materi tentang pengertian karya seni Materi tentang pengertian seni rupa jawabanKelas Mapel Bab Kode TingkatkanPrestasimuSPJ3
BABIII, PROSES PERWUJUDAN KARYA; menguraikan rancangan proses penciptaan karya seni sesuai dengan tahapan-tahapan pengkaryaan sejak mendapat inspirasi (ide), perancangan, sampai perwujudan karya seni. BAB IV, KARYA; Berisi dua sub bab, pertama pengantar karya yang akan dibahas terkait jumlah karya, penggolongan karya, dll. SpX7V.
  • j4h2y8l05f.pages.dev/157
  • j4h2y8l05f.pages.dev/371
  • j4h2y8l05f.pages.dev/37
  • j4h2y8l05f.pages.dev/160
  • j4h2y8l05f.pages.dev/151
  • j4h2y8l05f.pages.dev/281
  • j4h2y8l05f.pages.dev/48
  • j4h2y8l05f.pages.dev/171
  • j4h2y8l05f.pages.dev/318
  • dalam proses penciptaan karya seni dibutuhkan