Buah-buahan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi manusia. Pada umumnya masyarakat hanya memanfaatkan daging buahnya saja, misalnya dibuat jus, selai, salad, sirup, dll. Sedangkan kulit buahnya hanya dibuang dan menjadi limbah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pemanfaatan limbah kulit buah-buahan dan mengetahui unsur hara yang terkandung di dalam pupuk organik cair POC yang bahan bakunya berasal dari limbah kulit buah-buahan. Penelitian ini dilaksanakan di Persemaian Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dengan waktu ± 3 bulan efektif. Pola penelitian menggunakan 2 campuran bahan baku kompos yaitu limbah kulit buah nenas + limbah kulit buah naga A dan limbah kulit buah nenas + limbah kulit buah jeruk B dengan waktu pengambilan air lindi pada pekan ke-2, ke-4, dan ke-6 setelah kegiatan pengomposan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lindi yang berasal dari campuran kulit buah nenas + buah naga menghasilkan lindi yang lebih banyak ml dibandingkan lindi yang berasal dari campuran kulit buah nenas + kulit buah jeruk ml. Kandungan unsur hara P tersedia pada lindi yang berasal dari campuran kulit buah nenas dan kulit buah jeruk hampir 8-10 kali lipat bila dibandingkan dengan standar mutu pupuk organik. pH lindi yang dari campuran kulit buah nenas + buah naga rata-rata 3,63 dan pH campuran kulit buah nenas dan kulit buah jeruk rata-rata 3,71; kedua-duanya masih di bawah angka standar mutu yaitu 4-9. Perlu dilakukan penelitian yang lain untuk mengaplikasikan pupuk organik cair yang dihasilkan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free pISSN 2599 1205, eISSN 2599 1183 Ulin–J Hut Trop 12 120-127September 2017120 Ulin –J Hut Trop 12 120-127PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BUAH-BUAHAN SEBAGAI BAHAN BAKUPEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIRMarjenah*, Wawan Kustiawan, Ida Nurhiftiani, Keren Hapukh Morina Sembiring danRetno Precillya EdiyonoLaboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan Universitas MulawarmanGedung B11 Lantai 2 Kampus Gunung Kelua Jl. Ki Hajar Dewantara Box 1013Telp. 0541 735 089; 749 068 Fax. 0541 735 379 Samarinda 75116* E-mail marjenah_umar are one of the most important needs for human beings. In general, people use the pulp only, such as juice, jam,salad, syrup, etc. While the rind of the fruit, just thrown away and become waste. The purpose of this study to find outalternative wastes utilization of rind and know the nutrients contained in liquid organic fertilizer. The raw materialsderived from the waste of rind. This research was conducted at Nursery belong to Faculty of Forestry University ofMulawarman in ± 3 months effective. The experimental design uses 2 compost raw material mixtures of pineapple rindand dragon fruit rind A and pineapple rind and citrus rind B. Leach taking time at the 2nd, 4th, and 6th week afterthe composting activity. The results of this study indicate that leachate derived from pineapple rind and dragon fruit rindA produce more leachate 8,960 ml than leachate derived from pineapple rind and citrus rind B 6,551 ml. Thenutrient content of P is available on leachate derived from a mixture of pineapple rind and citrus rind almost 8 - 10times when compared with the standard of organic fertilizer. pH of leachate from pineapple rind and dragon fruit rindaverage and pH of pineapple rind and citrus rind an average of Both of value under standard quality score of4 - 9. Another research needs to be done to apply the resulting liquid organic Fruit rind; nutrient content; liquid organic fertilizer; leachateABSTRAKBuah-buahan merupakan kebutuhan yang penting bagi manusia. Pada umumnya masyarakat hanya memanfaatkandaging buahnya saja, misalnya dibuat jus, selai, salad, sirup, dll. Sedangkan kulit buahnya hanya dibuang dan menjadilimbah. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pemanfaatan limbah kulit buah-buahan dan mengetahui unsurhara yang terkandung di dalam pupuk organik cair POC yang bahan bakunya berasal dari limbah kulit ini dilaksanakan di Persemaian Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dengan waktu ± 3 bulanefektif. Pola penelitian menggunakan 2 campuran bahan baku kompos yaitu limbah kulit buah nenas + limbah kulitbuah naga A dan limbah kulit buah nenas + limbah kulit buah jeruk B dengan waktu pengambilan air lindi padapekan ke-2, ke-4, dan ke-6 setelah kegiatan penelitian ini menunjukkan bahwa lindi yang berasaldari campuran kulit buah nenas + buah naga menghasilkan lindi yang lebih banyak ml dibandingkan lindi yangberasal dari campuran kulit buah nenas + kulit buah jeruk ml. Kandungan unsur hara P tersedia pada lindi yangberasal dari campuran kulit buah nenas dan kulit buah jeruk hampir 8-10 kali lipat bila dibandingkan dengan standarmutu pupuk organik. pH lindi yang dari campuran kulit buah nenas + buah naga rata-rata 3,63 dan pH campuran kulitbuah nenas dan kulit buah jeruk rata-rata 3,71; kedua-duanya masih di bawah angka standar mutu yaitu 4-9. Perludilakukan penelitian yang lain untuk mengaplikasikan pupuk organik cair yang kunci Limbah kulit buah-buahan; kandungan hara; pupuk organik cair; air lindiPENDAHULUANDalam kehidupan sehari-hari, buah-buahanmerupakan kebutuhan yang penting bagi umumnya, masyarakat hanya memanfaatkandaging buahnya saja sebagai jus, selai, salad, dansirup. Sejauh ini pemanfaatan kulit buah sangatjarang ditemukan dan kulit buah-buahan tersebuthanya dibuang dan menjadi sampah. Bila sampahdibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpaada pengelolaan yang baik, maka akanmenimbulkan berbagai dampak kesehatan merupakan material sisa yang sudahtidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yangharus dibuang, yang umumnya berasal darikegiatan yang dilakukan oleh manusia Fadhilahet al., 2011.Keberadaan sampah buah-buahan yangmelimpah memiliki potensi yang besar sebagaisumber bahan baku untuk pembuatan pupukorganik cair. Tumpukan limbah buah-buahan inijarang dimanfaatkan oleh masyarakat, karenasudah tidak layak untuk makanan ternak. Biasanyasampah buah-buahan hanya dibiarkan saja,sehingga menimbulkan aroma yang kurang sedapbagi kebersihan lingkungan dan dapatmengganggu kesehatan. Sebagai solusi daridampak yang ditimbulkan oleh sampah buah- Ulin–J Hut Trop 12 120-127 pISSN 2599 1205, eISSN 2599 1183September 2017121buahan ini, limbah kulit buah-buahan ini dapatdijadikan sumber bahan baku alternatif yangpotensial untuk menghasilkan pupuk organik itu, teknologi ini juga banyakkeuntungan, yaitu bubur sampah buah-buahanslurry air lindinya dapat digunakan sebagaipupuk organik cair dan ampasnya dapat dijadikanmedia pertumbuhan media sapih. Pupuk organikyang dihasilkan adalah pupuk yang sangat kayaakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh senyawa-senyawa tertentu sepertiprotein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisadigantikan oleh pupuk kimia Bayuseno, 2009.Buah nenas matang umumnya dimakansegar, dibuat selai, jeli, dan saribuah. Buah nenasyang telah matang tidak tahan lama, 4-5 harisetelah panenmulai membusuk. Bagian buahnenas yang dapat dimakan mengandungairsebanyak 85%, protein 0,4%, gula 14%, lemak0,1%, serat 0,5%, serta banyakmengandungvitamin A dan B Ashari, 2006. Limbah kulitbuah nenas yang dihasilkan dari satu buah nenasberkisar 21,73-24,48 %, berat nenas rata-rata perbuah adalah sekitar 600-800 gram sehingga dalam200 kg nenas dapat menghasilkan sampah kulitbuah nenas sebanyak 40-50 itu, buah naga umur simpannya 7-10 hari pada suhu 14oC, karena memiliki kadar airyang tinggi yaitu mencapai 90%. Jumlah buahnaga dalam satu kilogram sekitar 3-4 beberapa jenis buah naga, yang banyakdigemari oleh masyarakat adalah jenis buah nagadengan daging buah berwarna merah karenamemiliki karakteristik rasa lebih manis biladibandingkan dengan jenis lainnya Wisesa et kulit yang dihasilkan dari satu buahnaga sekitar 30-35%, sehingga dari 200 kg buahnaga atau sekitar 50-66 biji buah naga dapatmenghasilkan limbah kulit buah naga sebanyak60-77 kg yang pada umumnya hanya dibuangsebagai limbah sehingga tidak dimanfaatkansecara optimal Tahir, 2008.Sebagai upaya pemanfaatan limbah hasilpertanian, kulit buah naga dapat dimanfaatkansebagai sumber pektin dalam pembuatan selai dandalam pangan fungsional. Kulit buah naga dapatdijadikan sumber antioksidan yang cukup tinggidan setara dengan daging buah naga. Kulit buahrata-rata menghasilkan pektin sekitar 10,40-16,76% Tang, et al., 2011.Buah jeruk yang masak sempurnamengandung 77-92% air, apabila waktu buahtumbuh terjadi kekeringan maka air dalam buahdapat diserap kembali oleh daun. Kandungan gulayang terdapat dalam bagian yang dapat dimakanbervariasi antara 2-5%, protein kurang dari 2%,dan asam sitrat 1-2%. Golongan jeruk pecel danlimau mengandung asam sitrat 6-7%. Konsumsibuah dan sari jeruk cukup baik, karena nilaikandungan vitamin C cukup, yaitu 50 mg dalam100ml jus. Disamping itu vitamin P jugadinamakan citrin dan vitamin A terdapat didalamnya Tohir, 1983.Pemanfaatan sampah organik selama ini lebihbanyak berupa pupuk organik dalam bentuk padat,masyarakat jarang memanfaatkan sampah organikmenjadi pupuk organik cair. Padahal pupukorganik dalam bentuk cair memiliki kelebihan biladibandingkan pupuk organik dalam bentuk organik cair lebih mudah diserap olehtanaman karena unsur-unsur yang terdapat didalamnya sudah terurai dan pengaplikasiannyalebih organik cair memberikan beberapakeuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakandalam media tanam padat dengan caramenyiramkannya ke akar ataupun disemprotkanke bagian tubuh tumbuhan. Perlakuan pemberianpupuk dengan cara penyemprotan pada daunterbukti lebih efektif dibandingkan denganperlakuan pemberian pupuk melalui penyiramanpada media tanam Marjenah, 2012.Tanah yang secara terus menerus ditanamipasti akan berkurang kesuburannya akibatkandungan unsur haranya semakin rendah. Olehsebab itu pemupukan penting untuk dilakukanguna meningkatkan kandungan unsur hara padatanah. Pupuk organik memiliki sifat yang ramahlingkungan meskipun efek penggunaannyacenderung lebih lambat. Pupuk organik dapatmemperbaiki sifat tanah dan dapat berperansebagai penyangga persediaan unsur hara bagitanaman sehingga pupuk organik dapatmengembalikan kesuburan tanah. Pupuk organikdapat dibagi dua yaitu pupuk organik padat danpupuk organik cair Yuliarti, 2009. Pupukorganik cair merupakan salah satu jenis pupukyang banyak beredar di pasaran. Jenis pupuk inikebanyakan diaplikasikan melalui daun ataudisebut sebagai pupuk cair foliar yangmengandung unsur hara makro dan utama pupuk cair yang sangat bagusdari sampah organik yaitu bahan organik basahatau bahan organik yang mempunyai kandunganair tinggi seperti sisa buah-buahan atau sayur-sayuran. Bahan ini kaya akan nutrisi yangdibutuhkan tanaman. Semakin besar kandunganselulosa dari bahan organik maka proses Pemanfaatan Limbah Kulit Buah-buahan sebagai Bahan Baku Marjenah, dkkPembuatan Pupuk Organik Cair122 Ulin –J Hut Trop 12 120-127penguraian bakteri akan semakin lamaPurwendro dan Nurhidayat, 2006.Pupuk organik cair adalah pupuk yangkandungan bahan kimianya rendah maksimal 5%,dapat memberikan hara yang sesuai dengankebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknyayang cair. Maka jika terjadi kelebihan kapasitaspupuk pada tanah, dengan sendirinya tanamanakan mudah mengatur penyerapan komposisipupuk yang dibutuhkan. Pupuk organik cair dalampemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadipenumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, halini disebabkan pupuk organik cair 100% organik cair ini mempunyai kelebihandapat secara cepat mengatasi defesiensi hara dantidak bermasalah dalam pencucian hara jugamampu menyediakan hara secara cepatMusnamar, 2006.Selain berfungsi untuk tanaman, pupukorganik cair juga mampu mengurangi jumlahlimbah yang terdapat di lingkungan sertamenyehatkan lingkungan karena pupuk organikcair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman,kotoran hewan, dan limbah dari hasil aktivitasmanusia yang memiliki kandungan unsur haralebih dari satu Hadisuwito, 2008.Penulisan artikel ini bertujuan untuk mencarialternatif pemanfaatan limbah kulit buah nenasdicampur kulit buah naga, dan kulit buah nenasdicampur kulit jeruk, serta kandungan unsur harayang terkandung di dalam pupuk organik cairyang Lokasi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan di PersemaianFakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, dananalisis kandungan hara dilakukan diLaboratorium Tanah, Fakultas KehutananUniversitas Mulawarman. Waktu yang dibutuhkandalam penelitian ini selama ± 3 bulan efektifNopember 2015 hingga Januari 2016, meliputipersiapan alat dan bahan-bahan penelitian, prosespembuatan pupuk organik cair, pengambilan data,analisis kandungan unsur hara, pengolahan dananalisis data serta penulisan hasil Bahan dan Peralatan PenelitianBahan-bahan yang digunakan dalampenelitian ini1. Limbah kulit buah nenas Ananas comosusMerr sebanyak 35 kg2. Limbah kulit buah naga HylocereuscostaricensisHaw sebanyak 10 kg3. Limbah kulit buah jeruk Citrus sp. sebanyak5 kg4. Gula pasir sebanyak 500 gram5. Larutan Effective Microorganisme 4 EM4sebanyak 400 mlPeralatan yang digunakan untuk pelaksanaanpenelitian ini terdiri dari komposter sebagaiwadah fermentasi bahan pembuatan pupuk; botoluntuk penyimpan air lindi hasil fermentasi;spayer tempat campuran EM4 dan gula; baskomsebagai tempat untuk mencampur bahanpembuatan pupuk; timbangan untuk menimbangbahan-bahan pembuatan pupuk; thermometeruntuk mengukur suhu bahan pembuatan pupuk,dan perlengkapan Parameter PenelitianParameter yang diamati dalam penelitiandalam terdiri dari parameter utama volume airlindi hasil fermentasi dan unsur hara yangterkandung di dalam pupuk organik cair danparameter penunjang suhu bahan pembuatanpupuk dan pH air lindi.D. Pola PenelitianPenelitian ini menggunakan 2 macamcampuran limbah kulit buah-buahan sebagaibahan utama pembuatan pupuk organik cair, yaituLimbah kulit buah nenas Ananascomosus Merr 15 kg + limbah kulitbuah naga Hylocereus costaricensisHaw 10 kg, danLimbah kulit buah nenas Ananascomosus Merr 20 kg + limbah kulitbuah jeruk Citrus sp. 5 waktu pengambilan lindiPengambilan lindi pada pekan ke-2setelah pembuatan pupukPengambilan lindi pada pekan ke-4setelah pembuatan pupukPengambilan lindi pada pekan ke-6setelah pembuatan pupukSesuai dengan bahan utama dan waktupengambilan sampel lindi dapat diperoleh 6sampel lindi, yaituKompos cair berbahan dasarcampuran limbah kulit nenas +limbah kulit buah naga padapengambilan pekan ke-2Kompos cair berbahan dasarcampuran limbah kulit nenas +limbah kulit buah naga pada Ulin–J Hut Trop 12 120-127 pISSN 2599 1205, eISSN 2599 1183September 2017123Kompos cair berbahan dasarcampuran limbah kulit nenas +limbah kulit buah naga padapengambilan pekan ke-6Kompos cair berbahan dasarcampuran limbah kulit nenas +limbah kulit buah jeruk padapengambilan pekan ke-2Kompos cair berbahan dasarcampuran limbah kulit nenas +limbah kulit buah jeruk padapengambilan pekan ke-4Kompos cair berbahan dasarcampuran limbah kulit nenas +limbah kulit buah jeruk padapengambilan pekan ke-6E. Prosedur PenelitianTahapan pelaksanaan penelitian pembuatan pupukorganik cair adalah sebagai berikut1. Bahan-bahan utama pembuatan pupuk organikcair dipotong terlebih dahulu, untukmemperkecil ukuran bahan serta untukmempercepat proses Bahan dicampur merata sesuai bahan dasaryang Larutan aktivator disiapkan denganmencampurkan air, gula pasir, EM4, dan telahdidiamkan selama 24 Bahan-bahan yang telah disiapkan selanjutnyadicampur dengan larutan aktivator, lalu adukhingga Setelah semua bahan tercampur rata,kemudian dipindahkan ke dalam Suhu bahan di dalam komposter tersebutdiukur, kemudian komposter ditutup Proses fermentasi dibiarkan berlangsungselama ±7 Setelah 14 hari 2 pekan hasil produksipupuk organik cair sudah dapat DAN PEMBAHASANA. Volume Air Lindi Pupuk Organik Cairyang DihasilkanDari hasil fermentasi atau pengomposanbahan-bahan organik berupa kulit buah-buahandihasilkan pupukorganik cair atau sering disebutdengan air lindi. Air lindi merupakan air yangdihasilkan dari proses pengomposan sehinggamengandung mikroba-mikroba yang memilikikemampuan dalam mendekomposisi materialorganik Hanafi dkk, 2014. Air lindi diperolehkarena telahterjadi pemisahan antara zat padat danzat cair di dalam komposter. Air lindiyangdihasilkan diambil setiap 2 pekan fermentasi selama 6 pekan, didapatkan hasillindi dengan volume sebagai berikutTabel 1. Produksi air lindi pupuk organik cair dari bahan utama campuran kulit buah nenas + kulit buahnaga dan campuran kulit buah nenas + kulit buah jerukProduksi POC ml pekanke -15 kg KulitbuahNenas+ 10 kg kulitbuahNaga Merah20 kg KulitbuahNenas+ 5 kg kulit buah jerukProduksi pupuk organik cair dari campuranbahan kulit buah nenas dan kulit buah nagasebanyak ml lebih tinggi bila dibandingkandengan pupuk organik cair dari campuran bahankulit buah nenas dan kulit buah jeruk ml. Campuran bahan kulit buah nenas dankulit buah naga lebih tinggi karena kedua buahtersebut memiliki kadar air yang tinggi. Buahnaga memiliki kadar air tinggi sampai 90% Tang, 2011 dan buah naga ± 85% Rukmana,2003; Ashari, 2006.Volume air lindi pupuk organik cairterbanyak dihasilkan pada pemanenan pertamayaitu ml dan ml, semakin menurunpada panen yang kedua pekan ke-4 dan yangterendah adalah pada panen ketiga pekan ke-6hal ini disebabkan pada dua pekan pertamamikroorganisme yang terkandung dalam EM4maksimal beraktivitas, hal ini dibuktikan dengansuhu yang meningkat secara bertahap, kemudianperlahan-lahan turun sampai hari ke-39 lihatTabel 3. Menurut Yuniwati dkk, 2012, bakteri-bakteri yang terdapat pada EM4 mempunyai suhupertumbuhan optimal rata-rata pada suhu 40oC,semakin besar suhu sampai 40oC efektivitassemakin air lindi dilakukanhanya sampai 6 pekan, karena setelah pekankeenam kran komposter sudah tidak lagi Pemanfaatan Limbah Kulit Buah-buahan sebagai Bahan Baku Marjenah, dkkPembuatan Pupuk Organik Cair124 Ulin –J Hut Trop 12 120-127mengeluarkan air lindi. Oleh karena itu prosesfermentasi dinyatakan telah lindi yang dihasilkan dari bahan bakuutama limbah kulit buah nenas memiliki warnacoklat kekuningan dengan aroma nenas yangmenyengat, hal ini disebabkan karena bahan bakudidominasi oleh kulit buah nenas. Pemanenan ke-2 dihasilkan air lindi berwarna coklat mudadengan aroma nenas yang lebih menyengatdibandingkan dengan pemanenan ini karena kulit buah nenas sebagai bahanutama dan bahan tambahannya mulai teruraisempurna sehingga aroma nenas lebih menyengatdan air lindi yang dihasilkan menjadi coklat terakhir, kulit buah telah teruraisempurna sehingga warna menjadi coklat tua danaroma menyengat dari nenas sudah Kandungan Unsur HaraHasil analisis kandungan unsur hara NitrogenN, Fosfor P, Kalium K, Kalsium Ca,Magnesium Mg pada pupuk cair berbahan utamacampuran limbah kulit buah nenas +kulit buahnaga dan limbah kulit buah nenas + kulit jerukyang telahdilakukan di Laboratorium Tanah,Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarmandidapatkan hasil yang disusun bersama pupukorganik pembanding lainnya yaitu pupuk organikcair Greentonik dan pupuk organik cair 2. Analisis Kandungan Unsur Hara POC Limbah Kulit Buah Nenas + Kulit Buah Naga A dan KulitBuah Nenas + Kulit Buah Jeruk B serta Pembandingnya Greentonik dan SeprintKet *standar mutu pupuk organik berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 70/Permentan/ analisis menunjukkan unsur NitrogenN pada kompos cair campuran A, berada padakisaran nilai yang masuk dalam standar mutu,sedangkan campuran B berada di bawah standarmutu. Nitrogen memegang peranan pentingsebagai penyusun klorofil, yang menjadikan daunberwarna hijau. Warna daun merupakan petunjukyang baik bagi aras nitrogen suatu nitrogen yang tinggi menjadikandedaunan lebih hijau dan mampu bertahan lama,sehingga untuk sejumlah tanaman menyebabkanketerlambatan pematangan. Jika keterlambatan inisampai memasuki keadaan lingkungan yang tidakmenguntungkan, produksi tanaman bisa gagalPoerwowidodo, 1998. Nitrogen mempengaruhipertumbuhan tanaman dengan cara menjadikantanaman berwarna hijau, meningkatkanpertumbuhan daun dan batang. Unsur Nberkorelasi kuat dengan jaringan meristem,sehingga sangat menentukan pertumbuhantanaman Hanafiah, 2005.Untuk unsur fosfor P pada campuran Amaupun B memiliki nilai di bawah standar dianggap sebagai kunci kehidupantanaman key of plants life. P termasuk unsurhara esensial bagi tanaman dengan fungsi sebagaipemindah energi sampai segi-segi gen, yang tidakdapat digantikan oleh hara lain. Peranan P dalampenyimpanan dan pemindahan energi nampaknyamerupakan fungsi terpenting karena hal inimempengaruhi berbagai proses lain dalamtanaman Rosmarkam dan Yuwono, 2006;Poerwowidodo, 1998.Fosfor di dalam tanaman mempunyai fungsisangat penting yaitu dalam proses fotosintesis,respirasi, transfer dan penyimpanan energi,pembelahan dan pembesaran sel serta proses-proses di dalam tanaman lainnya. Fosfor Ulin–J Hut Trop 12 120-127 pISSN 2599 1205, eISSN 2599 1183September 2017125meningkatkan kualitas buah, sayuran, biji-bijiandan sangat penting dalam pembentukan biji. Pjuga sangat penting dalam transfer sifat-sifatmenurun dari satu generasi ke generasiberikutnya. Fosfor membantu mempercepatperkembangan akar dan perkecambahan, dapatmeningkatkan efisiensi penggunaan air. Sebagianbesar tanaman dapat mengambil me-recovery Pyang diberikan dari pupuk 10 –30% dari total Pyang diberikan selama tahun pertama yang lain dari unsur fosfor padatanaman yaitu untuk pembentukan bunga danbuah, sehingga dapat dikatakan bahwa bagiantanaman yang paling tinggi kandungan fosfornyaadalah bagian buahHanafiah, 2005.Sementara itu, untuk unsur kalium Kberada jauh di bawah standar mutu. Kaliummerupakan unsur esensial bagi seluruh makhlukhidup. Pada jaringan tanaman tinggi, kaliummenyusun 1,7-2,7% bahan kering daun normalHanafiah, 2005. Kebutuhan tanaman terhadapion K tidak dapat diganti secara lengkap olehkation alkali lain. Tanpa kalium, tanaman tidakmampu mencapai pertumbuhan dan aras hasilmaksimal. Kalium terlibat dalam berbagai prosesfisiologi tanaman, terutama berperan dalamberbagai reaksi biokimia Poerwowidodo, 1998.Ion K di dalam tanaman berfungsi sebagaiaktivator dari banyak enzim yang berpartisipasidalam beberapa proses metabolisme utamatanaman. Fungsi penting K dalam pertumbuhantanaman adalah pengaruhnya pada efisiensipenggunaan air, proses membuka dan menutupstomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalamsel yang terdapat di sekitar stoma. Defisiensi Kdapat menyebabkan stomata membuka hanyasebagian dan menjadi lebih lambat unsur kalsium Ca dan magnesiumMg tidak ada standar mutu dari atau peningkatan kadar Ca dan Mgpada tanah defisiensi K atau penambahan kadarCa pada tanah defisiensi Mg dapat menyebabkantidak seimbangnya unsur hara yang akhirnyadapat menyebabkan pertumbuhan tanaman tidakbaik. Dalam tanaman Mg merupakan atom pusatdalam molekul klorofil sehingga sangat pentingdalam hubungannya dengan juga membantu metabolisme fosfat,respirasi dan aktivator beberapa enzim. Sumberutama Mg adalah batu kapur dolomit, merupakanbahan yang sangat baik memberikan Ca dan Mgselain untuk menetralisir kemasaman tanahHanafiah, 2005.pH kompos cair yang dihasilkan dari limbahkulit buah-buahan memiliki nilai sedikit lebihrendah dari ketentuan standar mutu. Untukmeningkatkan pH hingga mencapai standar yangditetapkan oleh pemerintah dalam standar mutu,dapat dilakukan dengan cara penambahan kapurpada saat pengaplikasian pupuk di kandungan unsur hara makro N, P,K, Ca, Mg terhadap pupuk organik cair yangbahan bakunya dari kulit buah-buahan tropis,dapat dikemukakan disini bahwa untuk pupukorganik cair dari kulit buah nenas + kulit buahnaga memiliki kandungan unsur N lebih tinggidaripada standar mutu, unsur P dan unsur Kkurang dari standar mutu. Sementara itu, untukpupuk organik cair yang bahan bakunya dari kulitbuah nenas + kulit buah jeruk memilikikandungan unsur N, P dan K kurang dari demikian, untuk pengaplikasianpupuk organik cair di lapangan perlu ditambahkanunsur hara yang kandungannya rendah N, P danK, sehingga terjadi keseimbangan unsur pupuk organik cair ini relatif amanbagi tanaman, karena bahan bakunya juga berasaldari bagian tubuh tanaman, selain itu, karenabentuknya yang cair akan memudahkan bagitanaman untuk melakukan penyerapan unsur Santi 2010, pupuk organik cair dapatdigunakan sebagai supleman bagi Suhu Komposter Saat FermentasiSuhu merupakan salah satu indikator yangmenujukkan perubahan aktivitas mikroorganismedalam menguraikan bahan organik. Selain itu,pengukuran suhu selama proses dekomposisipenting untuk dilakukan sebagai eveluasi suatuproses pengomposan berjalan dengan baik atautidak. Setelah dilakukan pemcampuran denganEffective Microorganism 4 EM4 hingga prosesfermentasi berlangsung di dalam komposter,diperoleh hasil pengukuran suhu pupuk organikcair seperti ditampilkan pada tabel berikutTabel 3. Suhu komposter pada pembuatan pupukorganik cair dari limbah buah-buahan Pemanfaatan Limbah Kulit Buah-buahan sebagai Bahan Baku Marjenah, dkkPembuatan Pupuk Organik Cair126 Ulin –J Hut Trop 12 120-127Tabel di atas menunjukkan bahwa suhu rata-rata pengomposan yang didapat adalah 32,5OCpada campuran A dan 32,1OC pada campuranB. Pada campuran A, peningkatan suhu terjadisecara bertahap pada hari ke-1 sampai hari ke-9,sedangkan pada campuran B peningkatan suhusudah terjadi pada hari ke-2 suhu pada awal proses pengomposanmenandakan bahwa proses pengomposan berjalandengan baik, hal ini mengindikasikan bahwamikroorganisme yang terkandung dalam EM4Effective microorganisme 4 bekerja secaramaksimal selama proses pengomposan, hal inijuga dibuktikan dengan volume air lindi terbanyakterjadi pada pemanenan pertama pekan-2.Semakin tinggi suhu sampai 40OC efektivitaskerja bakteri semakin tinggi. Bakteri-bakteri yangterdapat pada EM4 mempunyai pertumbuhanoptimal rata-rata pada suhu 40OC Yuniwati, dkk.,2012.Pengukuran suhu tertinggi terjadi pada harike-2 45OC pada campuran B dan harike-9 46OCpada campuran A dan pada hari ke-10 danseterusnya hingga hari ke-39 terjadi penurunansuhu secara bertahap. Sejumlah energi dilepaskandalam bentuk panas pada perombakan bahanorganik sehingga mengakibatkan naik turunnyasuhu. Peningkatan suhu adanya aktivitas bakteridalam mendekomposisi bahan organik. Kondisimesofilik lebih efektif karena aktivitasmikroorganisme didominasi proto bakteri danfungi. Pengadukan atau pembalikan yangdilakukan dalam proses pengomposanmengakibatkan suhu turun dan kemudian naik lagiPandebesie dan Rayuanti, 2013.KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanPupuk organik cair dari kulit buah nenas+ kulit buah naga memiliki kandungan unsurN lebih tinggi daripada standar mutu, unsur Pdan unsur K kurang dari standar itu, untuk pupuk organik cair yangbahan bakunya dari kulit buah nenas + kulitbuah jeruk memiliki kandungan unsur N, Pdan K kurang dari standar SaranPengaplikasian pupuk organik cair dilapangan perlu ditambahkan unsur hara yangkandungannya rendah, sehingga terjadikeseimbangan unsur hara. Pengaplikasian pupukorganik cair ini relatif aman bagi tanaman, karenabahan bakunya juga berasal dari bagian tubuhtanaman. Selain itu, karena bentuknya yang cairakan memudahkan bagi tanaman untukmelakukan penyerapan unsur PUSTAKAAshari, S. 2006. Hortikultura Aspek Universitas 2009. Penerapan dan PengujianTeknologi Anaerob Digester UntukPengolahan Sampah Buah-buahan dariPasar Tradisional. Rotasi, Volume A., H. Sugianto, H. Kuncoro, T. W. Murtini, 2011. Kajian PengelolaanSampah Kampus Jurusan ArsitekturFakultas Teknik Universitas 112.Hanafi, Y., Yulipriyanto, dan B. Ocatvia. Penambahan Air LindiTerhadap Laju Dekomposisi SampahDaun yang Dikomposkan dalam Bioedukatika No. 2Desember 2014. p. K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Cetakan-1. Divisi BukuPerguruan Tinggi. PT Raja GrafindoPersada. 2012. Respon Morfologis SemaiGaharu Aquilaria malaccensis LamkTerhadap Perbedaan Teknik Pemberiandan Konsentrasi Pupuk Organik Nasional Masyarakat PenelitiKayu Indonesia XV. Fakultas KehutananUniversitas Hasanuddin Makassar,Indonesia. November 6-7, 2006. Pupuk Organik Cair dan Padat,Pembuatan, Aplikasi. Penebar dan D. Rayuanti. 2013. PengaruhPenambahan Sekam pada Proses Ulin–J Hut Trop 12 120-127 pISSN 2599 1205, eISSN 2599 1183September 2017127Pengomposan Sampah Domestik. JurnalLingkungan Tropis, 61 1998. Telaah Kesuburan Angkasa. S. dan Nurhidayat. 2006. MengolahSampah Untuk Pupuk Pestisida Swadaya. P. Y., C, J. Wong., K, K. Woo. of Pectin Extraction fromPeel of Dragon FruitHylocereuspolyrhizus. Asian Jurnal ofBiological Sciences, 42 S. S. 2010. Kegiatan Pemanfaatan LimbahNilam Untuk Pupuk Cair Organik DenganProses Fermentasi. Jurnal Teknik Kimia,42.Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2006. IlmuKesuburan Tanah. Penerbit R. 2003. Nenas Budidaya danPascapanen. Kanisius. M., F, Iskarima dan A, Optimasi Kondisi ProsesPembuatan Kompos dari Sampah Organikdengan Cara Fermentasi MenggunakanEM4. Jurnal Fakultas Teknologi IndustriInstitut Sains dan B. T danS, B. Widjanarko. Nilai Maksimum ProsesEkstraksi Kulit Buah Naga MerahHylocereus costaricensis. JurnalPangandan Agroindustri, 23 S., K. Sofyan, dan Jurnal Ilmu dan Teknologi KayuTropis Volume 5, No. 2. MasyarakatPeneliti Kayu Indonesia. Bogor. ... Nantinya, pupuk organik cair tersebut akan banyak mengandung unsur-unsur yang sangat dibutuhkan tanaman seperti kalsium dan fosfor yang terkandung pada kulit buah. Bahkan, terdapat beberapa senyawa yang dibutuhkan oleh tumbuhan yang tidak bisa didapatkan dari pupuk berbahan kimia, diantara seperti protein, lignin, selulosa, dan lain-lain Marjenah, 2017. ...... Pupuk organik cair mengandung unsur hara yang di dalamnya sudah terurai sehingga penyerapan oleh tanaman lebih cepat dan pengaplikasiannya juga lebih mudah Marjenah, 2017. Pupuk organik memiliki efek penggunaan yang lambat, namun pupuk ini memiliki sifat ramah lingkungan. ...... Pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk yang cukup kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. POC juga mengandung senyawa-senyawa tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain yang tidak terkandung dalam pupuk kimia Marjenah et al., 2018. ...Halifa Ghasiani Slamet Rohadi SupartoMochammad Nazarudin BudionoPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik pupuk organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy, mendapatkan frekuensi terbaik pupuk organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy, dan mendapatkan kombinasi konsentrasi dan frekuensi terbaik pupuk organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Mei 2020 di screen house Kebun Sayur Organik Pager Gunung, Desa Melung, Kabupaten Banyumas. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL dengan 3 ulangan. Perlakuan berupa kombinasi antara konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30% dan frekuensi pemberian 1, 2, 3 kali pupuk organik cair. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, bobot akar segar, bobot akar kering, bobot tajuk segar, dan bobot tajuk kering. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat keragaman maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari limbah kulit buah dengan konsentrasi 20% dapat meningkatkan jumlah daun, bobot tanaman kering, bobot akar kering, dan bobot tajuk kering, frekuensi pemberian tidak berpengaruh nyata, serta tidak ada interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit buah terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy.... Selanjutnya pH cairan akan berangsur-angsur kembali naik karena aktivitas mikroorganisme yang kemudian mengonversikan asam organik yang telah terbentuk menjadi energi. Oleh sebab itu pH akan mendekati netral setelah POC matang Marjenah et al., 2018. Indikator kematangan suatu pupuk organik cari diukur dengan tingkat keasaman pH dengan angka berada pada >5 ke atas. ... Santhyami SanthyamiDifa Hasna FebriyantiTamia Salsha NovitaAnggraeni Ayu Puspitaning WinharWaste problem is considered as the global issue. Many areas are still facing difficulty in managing waste due to the lack of knowledge especially in waste recycling. Household waste is a common problem experienced by the Matesih Village community, Karanganyar, Central Java. This community service aims to raise awareness of the community about the importance of household waste recycling and to train them in processing the household waste into the liquid organic fertilizer LOF. The target of this community service was 10 women of Family Welfare Development PKK community. The methods used in this activity were transfer of knowledge and demonstrating. This training produced liter of LOF with average pH of 6. Based on the survey, participants were satisfied with the socialization and training activities and willing to continue the program of making LOF independently.... Inovasi MOL limbah cair tahu di Desa Bendijati Wetan dapat menghasilkan pupuk organik cair dan bioaktivator untuk pembuatan pupuk organik cair maupun pupuk organik padat. Pupuk organik cair maupun padat dari inovasi MOL dapat menggantikan pupuk dan obat-obatan sintetik MOL dari limbah kulit nanas, jeruk dan buah naga diketahui memiliki kadar P yang lebih tinggi dari standar baku pupuk organik Marjenah, Kustiawan W, Nurhiftiani I, Sembiring KHM, 2017. ...Rahma Diyan Martha Fatimah FatimahNurul Chamidah KumalasariJalu PrakosoABSTRAK Desa Bendiljati Wetan merupakan Desa Binaan STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung yang didominasi oleh beberapa kegiatan salah satunya adalah home industri tahu. Home industri tahu berproduksi setiap hari, tidak hanya menghasilkan suatu produk siap jual, namun juga menghasilkan suatu limbah cair yang menimbulkan permasalahan tersendiri bagi masyarakat. Limbah yang dibuang menghasilkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu warga sekitar. Inovasi Mikroorganisme Lokal MOL limbah cair tahu merupakan solusi permasalahan tersebut. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah memberikan sosialisasi dan edukasi tentang bahaya limbah cair tahu dan pemanfaatannya sebagai bahan dasar MOL. Metode dalam kegiatan pengabdian ini dengan ceramah dan evaluasinya dengan pembagian angket sebelum dan sesudah kegiatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan, dari segi infomasi dan pengetahuan tentang bahaya limbah cair tahu dan pemanfaatannya sebagai bahan dasar MOL. Kegiatan pengabdian ini terlaksana dengan baik dan lancar. Kata Kunci limbah cair tahu, home industri, MOL Mikroorganisme Lokal ABSTRACT Bendiljati Wetan Village is a Foster Village of STIKes Karya Putra Bangsa Tulungagung, which is dominated by several activities, one of which is the tofu home industry. The home industry knows to produce every day, producing a product ready to sell and producing liquid waste that causes problems for the community. The discarded waste produces an unpleasant odor that disturbs the surrounding residents. Innovation of Local Microorganisms MOL of liquid tofu waste is the solution to this problem. This service activity aims to provide socialization and education about the dangers of tofu liquid waste and its use as a basic material for MOL. The method in this service activity is lectures and evaluations with the distribution of questionnaires before and after the activity. The evaluation results showed a piece of increasing information and knowledge about the dangers of tofu liquid waste and its use as a basic material for MOL. This service activity was carried out well and smoothly. Keywords Liquid Tofu Waste, Home Industry, LM Local Microorganisms... Menurut Marjenah et al 2017, bahan utama pupuk cair yang sangat baik dari sampah organik basah yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan. Bahan ini kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. ... Tharmizi HakimDevi Andriani LutaDiki Syahputra SitepuBawang merah Allium ascalonicum L memiliki prospek pasar yang baik, diantaranya termasuk dalam produk unggulan nasional, untuk meningkatkan hasil produksi tanaman bawang merah dibutuhkan pupuk yang mengandung unsur hara yang lengkap, salah satunya pemberian pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok RAK Faktorial yang terdiri 2 faktor yang diteliti dengan 16 kombinasi perlakuan dan 2 ulangan. Faktor I yaitu pemberian pupuk organik padat P terdiri 4 taraf yaitu P0 0 kg/plot, P1 kg/plot, P2 kg/plot dan P3 kg/plot. Faktor II yaitu pemberian POC C terdiri 4 taraf yaitu C0 0 ml/liter air/plot, C1 250 ml/liter air/plot, C2 450 ml/liter air/plot dan C3 650 ml/liter air/plot. Parameter yang diamati pada penelitian berlangsung adalah tinggi tanaman cm umur 2, 3, 4, 5 dan 6 minggu setelah tanam, berat umbi basah g, berat umbi kering g, konversi produksi per hektar kg dan laba rugi tanaman bawang merah Rp. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik padat terhadap tinggi tanaman cm umur 2 dan 3 minggu setelah tanam berpengaruh tidak nyata tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 4, 5 dan 6 minggu setelah tanam, berat umbi basah g, berat umbi kering g, dan konversi produksi perhektar kg. Pengaplikasian pupuk organik cair berpengaruh tidak nyata pada tinggi tanaman cm umur 2 dan 3 minggu setelah tanam, tetapi berpengaruh sangat nyata pada umur 4, 5 dan 6 minggu setelah tanam, berat umbi basah g, berat umbi kering g, dan konversi produksi perhektar kg namun interaksi dari kedua perlakuan pupuk organik padat dengan pupuk organik cair memberikan pengaruh tidak nyata pada semua parameter yang diamati. Kata Kunci Bawang merah, TSS, POP, POC, Penelitian... Sebagian masyarakat memanfaakan sampah organik menjadi pupuk organik dalam bentuk padat. Masyarakat jarang memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk organik cair, padahal pupuk organik dalam bentuk cair memiliki kelebihan bila dibandingkan pupuk organik dalam bentuk padat yaitu lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur-unsur yang terdapat di dalamnya sudah terurai dan pengaplikasiannya lebih mudah Marjenah et al., 2017. ...Sando Johnwick Sibuea Hastin ChotimahSusi KresnatitaAhmat SajarwanThis study aims to determine the best interaction between watermelon varieties and the application of liquid organic fertilizer from fruit waste, the best dose, and the suitable varieties for cultivation on peat soils. The design used was a 4 x 2 factorial RCBD Randomized Completely Block Design with 3 replications. The factors studied arethe variety V consists of two levels, namely V1 Amara F1, V2 Garnis F1, and liquid organic fertilizer P, consists of four levels, namely P0 0/liter of water, P1 30 mL +970 mL of water/plot, P2 60 mL+940 mL of water/plot, P3 90 mL+910 mL of water/plot. The results showed that there was no interaction between varieties and liquid organic fertilizers. The varieties had a significant effect on plant length, the number of leaves, flowering time, and fruit length. The suitable variety was Garnis F1. The liquid organic fertilizers had a significant effect on fruit weight per plot, and fruit diameter with the best dose of 30 mL+970 mL of water/plot on the Garnis F1 variety. The highest fruit sweetness rate Brix at the best dose 90 mL+910 mL of water/plot on the Garnis F1 variety... Tim memulai pembuatan video ini dengan menyiapkan bahan dan alat untuk produksi pupuk organik. Bahan-bahan yang disiapkan adalah 1 sampah dapur basah yang dapat berupa sisa potongan sayuran atau buah, sisa kulit buah, ampas parutan kelapa, dan bahan organik lainnya sebagai sumber nitrogen Putra dan Ratnawati, 2019; 2 air sisa mencuci beras Pageh & Aryana, 2019; 3 air sisa mencuci ikan; 4 sampah di sekitar rumah yang dapat berupa batang pisang yang sudah berbuah opsional Marjenah et al., 2018, kotoran hewan ternak, entah kambing, sapi, atau ayam, dan urine hewan ternak Fitriningtyas et al., 2019;Kurniawan et al., 2017; 5 mikroba pengurai atau biasa disebut starter seperti EM4 atau minuman probiotik Nalhadi et al., 2020;Nur et al., 2018;Sundari et al., 2012;Yetri et al., 2018; 6 sumber makanan untuk mikroba yang dapar berupa gula pasir, gula merah, dan tetes tebu molase Lisanty dan Junaidi, 2021; 7 sumber makanan dan tempat berkembang biak lainnya untuk mikroba yang dapat berupa sabut kelapa tanpa kulitnya, bubuk kayu gergajian, atau dedak/bekatul; dan 8 air secukupnya air disarankan dari sumber atau sumur, bukan air hujan, air PDAM, atau air irigasi yang dikhawatirkan tercemari bahan kimia. Sebagian dari bahan yang digunakan ditampilkan dalam Gambar 1. ...Nina LisantyNugraheni HadiyantiRisma Ari PrayitnoRachmad Chairul HudaMaterials for producing organic fertilizers are abundant around the house, cheap, and easy to reach. Various kitchen and household organic wastes can be processed into fertilizer, including vegetable waste, skin and fruit residue, food waste, and agricultural and livestock waste. Although farmers can make their organic fertilizers from various natural ingredients, expert assistance is needed for fertilizer production with more consistent results. Provision of knowledge about the essential elements of plant needs that a variety of natural ingredients can represent can increase the ability to produce quality organic fertilizers. The community service team at the Faculty of Agriculture, Kadiri University, took the initiative to introduce the management of kitchen waste into organic fertilizer, its functions, its advantages, its production, and its application on land or planting media to partner communities farmers and their families in Nganjuk Regency. The partner community welcomed it well. Not only did they directly benefit from this training, but also this community service project contributed to the closer partnership between community members and between communities and higher education institutions for sustainable untuk pembuatan pupuk organik tersedia melimpah di sekitar rumah, murah, dan mudah dijangkau. Beragam limbah organik dapur dan rumah tangga dapat diolah menjadi pupuk termasuk sisa sayuran, kulit dan sisa buah, limbah makanan, dan limbah pertanian serta peternakan. Meski petani dapat membuat sendiri pupuk organik dari beragam bahan alami, pendampingan ahli diperlukan untuk produksi pupuk yang hasilnya lebih konsisten. Pembekalan pengetahuan tentang elemen penting kebutuhan tanaman yang dapat diwakili oleh beragam bahan alami tadi dapat meningkatkan kemampuan produksi pupuk organik berkualitas. Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Pertanian Universitas Kadiri berinisiasi untuk melakukan introduksi pengelolaan sampah dapur menjadi pupuk organik, fungsinya, keuntungan penggunaannya, cara pembuatan, dan aplikasinya di lahan atau media tanam kepada masyarakat mitra, petani dan keluarga tani di Kabupaten Nganjuk. Masyarakat mitra menyambutnya dengan baik, tidak hanya mereka memperoleh manfaat langsung dari pelatihan ini, namun juga proyek pengabdian kepada masyarakat ini berkontribusi terhadap semakin eratnya kemitraan antar warga masyarakat dan antara warga dan institusi pendidikan tinggi untuk pembangunan berkelanjutan.... Pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk yang cukup kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. POC juga mengandung senyawa-senyawa tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain yang tidak terkandung dalam pupuk kimia Marjenah et al., 2018. ...Halifa Ghasiani Slamet Rohadi SupartoMochammad Nazarudin BudionoPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik pupuk organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy, mendapatkan frekuensi terbaik pupuk organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy, dan mendapatkan kombinasi konsentrasi dan frekuensi terbaik pupuk organik cair dari kulit buah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 sampai dengan bulan Mei 2020 di screen house Kebun Sayur Organik Pager Gunung, Desa Melung, Kabupaten Banyumas. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap RAKL dengan 3 ulangan. Perlakuan berupa kombinasi antara konsentrasi 0%, 10%, 20%, 30% dan frekuensi pemberian 1, 2, 3 kali pupuk organik cair. Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot tanaman segar, bobot tanaman kering, bobot akar segar, bobot akar kering, bobot tajuk segar, dan bobot tajuk kering. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, apabila terdapat keragaman maka dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test DMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik cair dari limbah kulit buah dengan konsentrasi 20% dapat meningkatkan jumlah daun, bobot tanaman kering, bobot akar kering, dan bobot tajuk kering, frekuensi pemberian tidak berpengaruh nyata, serta tidak ada interaksi antara konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk organik cair dari limbah kulit buah terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy.... Pupuk organik yang dihasilkan adalah pupuk yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, senyawa-senyawa tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia Marjenah et al., 2018. ... Deddy WahyudinJian MaulanaThis study aimed to determine the effect of AB Mix fertilizer and various liquid organic fertilizers on the growth of purple eggplant Solanum melongena L. hydroponically with an axis system. The design used was a Randomized Block Design RAK. While the treatment design is factorial consisted of two factors studied, namely 1. AB Mix A fertilizer consists of 3 levels A1 500 ppm/plot, A2 100 ppm/plot, A3 1500/plot. 2. Various liquid organic fertilizers C with a dose of 40 cc/plot C1 POC Peel, C2 POC HANTU, and C3 POC Banana Weevil, with three times replications. Parameters observed were plant height cm, stem diameter mm, number of leaves strands, flowering time days, and number of flowers days. The results showed that Mixed AB fertilizer has no significant effect on plant height and stem diameter, but significantly affects the number of leaves, flowering time, and the flowers' number. The application of various organic fertilizers did not show a significant effect in almost all parameters except for the flowering time and obtained the best organic fertilizer yield, namely POC Bonggol Pisang C3. In addition, the interaction of AB Mix fertilizer and various organic fertilizers did not significantly affect all the parameters Istanti Aldy Bahaduri IndralokaSari Wiji UtamiSebanyak 60% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik, dimana pengelolaan yang buruk dapat menimbulkan banyak masalah. Oleh karena itu perlu suatu langkah memanfaatkan limbah tersebut sebagai produk yang bermanfaat dan mempunyai nilai guna seperti eco-enzyme. Eco-enzyme merupakan fermentasi limbah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula dan air yang mengandung berbagai nutrisi penting untuk tanaman seperti N, P, K, dan C-organik. Bentuk eco-enzyme yang berupa cairan membuat aplikasinya sebagai pupuk cair lebih praktis. Pembuatan eco-enzyme sebagai pupuk cair sangat berpeluang untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kombinasi bahan ecoenzim yang menghasilkan nutrisi tinggi sebagai pupuk cair. Rancangan penelitian menggunakan RAL 4 perlakuan sayur + manggis; sayur + jeruk; sayur + buah naga; sayur dengan 3 ulangan. Perlakuan kombinasi bahan berpengaruh signifikan terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan sayur + jeruk P2 memberikan hasil nutrisi terbaik secara keseluruhan. Yahya HanafiBernadetta YulipriyantoOcatviaSampah merupakan barang atau segala sesuatu yang dianggap sudah tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi dan tidak dapat dipergunakan tidak fungsional lagi. Sampah daun merupakan sampah organik terbanyak di lingkungan kampus Universitas Negeri Yogyakarta UNY. Pengomposan secara alami berlangsung cukup lama, dengan penambahan aktivator dapat mempercepat proses pengomposan. Alternatif aktivator yang dapat digunakan yaitu air lindi dari hasil proses pengomposan sampah daun di rumah Kompos UNY. Melalui penelitian ini akan diungkap kemampuan mikroorganisme di dalam air lindi untuk mempercepat laju dekomposisi sampah daun dan mengetahui dinamika densitas utama penelitian yaitu sampah daun kelengkeng Euphoria longana, daun ketepeng Cassia tora L., dan air lindi dari pengomposan di rumah kompos UNY. Penelitian ini memakai 6 taraf perlakuan air lindi, yaitu perlakuan A = kontrol tanpa air lindi ; B = 2,2 liter ; C = 3,2 liter ; D = 4,2 liter ; E = 5,2 liter ; F = 6,2 liter, jumlah volume sampah daun 8 kg setiap perlakuan. Penelitian dilakukan dengan skala kecil dalam vessel ember berukuran 8 liter selama 70 hari di rumah kompos UNY. Laju dekomposisi sampah daun ditentukan dari besarnya penurunan rasio C/N pada akhir air lindi sebesar 5,2 liter dalam 8 kg sampah daun paling optimum menurunkan rasio C/N sebesar 43,18% dengan lama waktu pengomposan selama 70 hari. Dinamika densitas bakteri- fungi berkaitan dengan penurunan rasio C/N, kadar Karbon C, kadar Bahan Organik BO, kadar air, bobot kompos dan peningkatan kadar Nitrogen N, kadar Phospor P, kadar Kalium K, dan pH SorayaSanti JurusanTeknik KimiaSurabayaWaste of the distillation of pogestemon cablin still havet high nutrient content and potential as a good raw material of organic fertilizer . Rapid composting technology and efficient organic fertilizer will produce high quality compost. This study aim to determine the best conditions in terms of fermentation time 6,10,14,18,22 day and volume of bacteria EM4 2,4,8,10% EM4/solution were added to the N, P, K most in the process of making liquid fertilizer to use waste leaves the distillation of pogestemon cablin of N, P and K respectively weight, and heavy weight and the volume EM4 8% and the fermentation time of 14 dan Pengujian Teknologi Anaerob Digester Untuk Pengolahan Sampah Buah-buahan dariA P BayusenoBayuseno, 2009. Penerapan dan Pengujian Teknologi Anaerob Digester Untuk Pengolahan Sampah Buah-buahan dari Pasar Tradisional. Rotasi, Volume 11 A HanafiahHanafiah, K. A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi-1. Buku PerguruanTinggiDivisi Buku Perguruan Tinggi. PT Raja Grafindo Persada. Morfologis Semai Gaharu Aquilaria malaccensis Lamk Terhadap Perbedaan Teknik Pemberian dan Konsentrasi Pupuk Organik CairMarjenahMarjenah, 2012. Respon Morfologis Semai Gaharu Aquilaria malaccensis Lamk Terhadap Perbedaan Teknik Pemberian dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair. Seminar Nasional Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia XV. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia. November 6-7, Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar SwadayaMusnamarMusnamar. 2006. Pupuk Organik Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar Swadaya. Penambahan Sekam pada Proses Pengomposan Sampah DomestikE S D PandebesieRayuantiPandebesie, dan D. Rayuanti. 2013. Pengaruh Penambahan Sekam pada Proses Pengomposan Sampah Domestik. Jurnal Lingkungan Tropis, 61 31-40.
Penelitianatau pengolaan kulit buah nenas dengan konsep eco-enzym ini dilaksanakan di ruang terbuka (saung SMPS Bodhisatta) Bahan: • 500 ml air • 50 gram molase atau gula merah (gula aren) • 150 gram kulit buah nanas Alat: • Kompartemen plastik atau wadah plastik bekas ukuran 1 liter • Timbangan digital (jika ada) Salahsatu cara untuk memanfaatkan limbah organik adalah dengan membuatnya menjadi bahan utama dalam pembuatan MOL atau mikroorganisme lokal. Mikroorganisme Lokal atau yang biasa disebut dengan MOL merupakan produk yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan tertentu yang diperbanyak dengan bahan alami mengandung karbohidrat (gula), protein, mineral, dan vitamin.